Kamis, 30 April 2009

Pondok Pesantren Al-Awwabin

Sejarah Pon.Pest. Al-Awwabin

Berawal di tahun 1988, seorang ulama kharismatik dari betawi yaitu Abuya KH. Abdurrahman Nawi berkeinginan untuk membuka suatu Pondok Pesantren yang kebetulan di kediaman beliau sendiri, di Depok. Alasannya, ingin mengembangkan dakwah Islam di tengah zaman yang semakin keropos akhlaknya.

Cita-cita itu lalu diprosesnya dengan bermusyawarah bersama keluarga dan kerabat dekat tentang keinginan beliau, “ternyata teman saya pun sangat mendukung akan cita-cita saya” ujar kiayi yang biasa dipanggil abuya ini.

Pada tahun 1989 terwujudlah cita-citanya untuk membangun sebuah Pondok Pesantren meskipun belum resmi. Pada tanggal 10 bulan Oktober tahun 1989 diresmikanlah Pondok Pesantren oleh Menteri Agama, Munawir Sadzali dan Ketua PBNU saat itu KH. Idham Chalid sekaligus diberi nama yaitu Pondok Pesantren Al-Awwabin yang bertempat di Pancoran Mas Depok.

Pada tahun 1990, pertama kali dibuka penerimaan santri baru untuk angkatan pertama yang kira-kira berjumlah 30 santri. Lambat laun santri di Pondok Pesantren Al-Awwabin meningkat sampai kira-kira 200 santri. Akan tetapi di dalam hati beliau rasanya belum cukup membuka Pesantren satu cabang saja. Akhirnya, beliau berinisiatif membuka cabang yang kedua di Desa Perigi, Sawangan yang di khususkan untuk santriwati.

Sampai sekarang para lulusannya menyebar luas ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. Sekitar ribuan alumni sudah terjun ke masyarakat untuk berdakwah menegakan kalimat tauhid dan menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamiin. Kepada santri-santrinya yang berdakwah Abuya berpesan “jaga akhlakmu dimana saja kau berada dan teruslah berdakwah dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat, sebab satu orang yang mendapat petunjuk dari Allah sebab kamu, itu sesungguhnya lebih baik dari dunia dan segala isinya”
Pondok Pesantren Al-Awwabin Putri atau disebut juga Pondok Pesantren Al-Awwabin II berlokasi di Jl. H. Sulaiman No. 12, Perigi, Bedahan, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Sementara, Pondok Pesantren Al-Awwabin I ( putra dan putri) beralamat di Jl. Raya Sawangan No. 21 Kota Depok, dan tempat pendidikan lainnya di Jl. Tebet Barat VI H/3 , Jakarta Selatan

PONDOK PESANTREN PUTRI AL-AWWABIN Membentuk Pribadi Muslim yang Berintelektual dan Berdasarkan Akhlakul Karimah Visi Al-Awwabin Pondok Pesantren Al-Awwabin Putri atau disebut juga Pondok Pesantren Al-Awwabin II berlokasi di Jl. H. Sulaiman No. 12, Perigi, Bedahan, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.
Sementara, Pondok Pesantren Al-Awwabin I ( putra dan putri) beralamat di Jl. Raya Sawangan No. 21 Kota Depok, dan tempat pendidikan lainnya di Jl. Tebet Barat VI H/3 , Jakarta Selatan Kampus pesantren berdiri di atas tanah seluas sekitar 4 hektare. Di sini berdiri gedung asrama dengan 12 kamar, 3 lokal gedung sekolah MTs dan 3 lokal gedung sekolah MA, laboratatorium komputer, rumah guru/ustadzah, dan lapangan olah raga (basket). Di samping pohon-pohon yang membuat udara sejuk, di sisi kanan gedung asrama terdapat tanaman jeruk limau seluas sekitar 1000 m2. Budidaya jeruk limau tersebut dipetik hasilnya setiap 3 bulan sekali.
Santriwati mukim berasal dari berbagai daerah, di antaranya dari Palembang, Aceh, Ambon, Jabodetabek, dan lain-lain. Pesantren Al-Awwabin didirikan untuk mendidik murid agar memperoleh tambahan ilmu agama dan pengetahuan umum sebagai bekal untuk memainkan peranannya di dalam masyarakat. Penataan pendidikan yang diterapkan Pondok Pesantren Al-Awwabin, selain untuk menjamin penguasaan materi pelajaran yang disajikan, juga memelihara ketertiban/disiplin pondok pesantren dan masyarakat pada umumnya. Hal itu merupakan wujud nyata untuk menyadari para pemuda/pemudi, khususnya kader-kader pemimpin bangsa, negara, dan agama untuk berkesinambungan pada proses menuntut ilmu di pesantren-pesantren sebagaimana Allah swt. berfirman dalam surat At-Taubat 122. Artinya: Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang) mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka, beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. 

Riwayat Singkat Pada tahun 1962 Abuya KH Abd. Rahman Nawi mengadakan pengajian kitab kuning yang dikarang oleh ulama Salaf bertempat di ruang paviliun rumahnya, Jl. Raya Tebet Barat VI H/3, Jakarta Selatan. Pengajian ini bersifat non-formal, dan diikuti oleh banyak jemaah. Bukan hanya dari sekitar Tebet, tapi juga dari berbagai daerah. Di antaranya: dari Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Menteng Dalam, Bekasi, Kebon Baru, dan Kampung Melayu. Bermula pengajian diberi nama As-Salafiah. Pengajian/majelis ta’lim tersebut berkembang pesat sehingga pada tahun 1976 Abuya KH Abd. Rahman Nawi telah membuka cabang majelis ta’lim di berbagai tempat, khususnya di daerah Tebet dan sekitar Jakarta. Baik di musola-musola maupun di masjid-masjid. Pada tahun itu juga, Abuya KH Abdurrahman Nawi mengajak jemaah majelis ta’lim dan karib keluarga membangun gedung madrasah dua lantai di atas tanah milik pribadi dan amal jariah ayah dan ibunya seluas sekitar 600 m2. Bangunan gedung madrasah selesai pada tahun 1979 dan diresmikan oleh KH Idham Chalid dengan mengganti nama As-Salafiah menjadi Al-Awwabin. Setelah berganti nama menjadi Al-Awwabin pengajian yang dipimpin oleh Abuya KH Abd. Rahman Nawi terus berkembang.
Kemudian, menyiapkan sistem pendidikan formal dan non-formal dengan membuka pendaftaran murid/santri pada tahun 1979-1980. Sampai tahun 1982 Al-Awwabin terus berkembang cepat sehingga kapasitas gedung sekolah tidak memadai lagi. Maka, Abuya KH Abd. Rahman Nawi bersama pengurus lainnya mencari lahan atau lokasi baru. Akhirnya, Abunya memperoleh lahan/tanah di Kampung Sengon, Pancoran Mas, Kota Depok. Di tempat ini dibangun gedung yang berdaya tampung lebih besar daripada di Tebet. Mampu menampung lebih dari 1000 siswa. Peletakan batu pertama disaksikan/dihadiri oleh para habaib, ulama dan ribuan umat Islam. Tahun 1982 resmi dibuka oleh Menteri Agama, Munawir Syadzali Pendidikan yang dibuka berbentuk pesantren dan pendidikan formal, yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Kemudian, pada tahun 1987 dibuka Madrasah Ibtidaiyah. Pendidikan non formal: pengajian kitab kuning; kader da’i; dan majelis ta’lim.
Pesantren Al-Awwabin terus berkembang. Santri/siswa datang dari berbagai daerah. Perguruan di Pancoran Mas terasa sempit. Kemudian, dibuka Pondok Pesantren Al-Awabbin Putri di Perigi, Bedahan. Kegiatan Santriwati Ustadzah Hj. Diana Rahman, S. Ag, Lurah Pondok Pesantren Al-Awwabin Putri menjelaskn bahwa kegiatan santriwati sudah dimulai sejak menjelang subuh. Pukul 4.00-4.30 melakukan tahfidz dilanjutkan salat subuh berjamaah. Ba’da salat subuh melakukan pengajian kitab kuning sampai menjelang berangkat ke sekolah. Sekolah formal dimulai dari pukul 7.00-12.00. Usai salat zuhur, makan, dan istirahat melakukan pengajin kitab kuning hingga salat asar. Ba’da asar melakukan pengajian kitab kuning hingga menjelang salat magrib. Ba’da magrib melakukan tadarus Alquran dilanjutkan dengan membaca ratib Al-Hadad. Ba’da isya melakukan pengajian kitab kuning lagi. Ini wajib diikuti seluruh santriwati. Setiap semester dilakukan ujian, kemudian melanjutkan kitab kuning baru sampai lulus Madrasah Aliyah. Santriwati juga wajib mengikuti pelajaran nahwu sorof.
Di pesantren ini ada santriwati yang telah merampungkan 181 qoidah. Nahwu sorof sangat penting sebagai alat untuk mempelajari Alquran dan kitab kuning. Asrama putri Pondok Pesantren Putri Al-Awwabin ini diberi nama Siti Sarah. Nama-nama kamar di antaranya: Ummu Hasanah, Ummu Ati’ah, Ummu Khalsum,Ummu Hani. Pendidikan ekstra kulikuler: Pidato bahaa Arab, Inggris, dan Indonesia; qosidah, komputer, pramuka, kegiatan sosial, kegiatan-kegiatan pesantren, dan OSIS, Sementara itu, Ustadz Drs. H. Faturrahman, pimpinan Pondok Pesantren Al-Awwabin mengemukakan, Pondok Pesantren Putri Al-Awwabin dijadikan tempat/pusat berbagai kegiatan seperti upacara Harlah, Maulud Nabi Muhammad saw. dan upacara-upacara lainnya. Pernah hadir ke pesantren ini Wakil Presiden Hamzah Haz, dan Menteri Agama hampir setiap tahun bekunjung ke sini. Kegiatan di Pondok Pesantren Al-Awwabin Pancoran Mas hanya bersifat lokal. Pimpinan Al-Awwabin Pendiri dan pemimpin umum: KH Abd. Rahman Nawi; pimpinan sekolah: Drs. H. Ahmad Muhtar; pimpinan pesantren: Drs. H. Faturrahman. Sebelum tulisan ini diakhiri ada baiknya kami kutip pesan Abuya KH Abd. Rahman Nawi kepada para santri. “Tujuan hidup ialah mencari ridho Allah swt. Allah menciptakan hidup bukan untuk makan, melainkan makan untuk hidup. Kalau seseorang ingin sukses di dunia dan di akhirat, maka jadikanlah ilmu sebagai penasihatnya. Berkata Imam As-Syafi’i Rodiallhu ‘Anhu: Orang yang ingin sukses di dunia, maka harus dengan ilmu dan orang yang ingin sukses dan bahagia di akhirat harus dengan ilmu.” 
----------------------------------------------
1. Pusat : Tebet Barat Jakarta Selatan
2. Cabang 1 : Depok 1, Jawa Barat
3. Cabang 2 : Bedaham, Bogor